Minggu, 27 April 2008

Belanja di Pasar Kemiri Depok

Belanja di pasar ini lumayan murah,
tetapi Anda harus hati-hati karena banyaknya kereta yang lewat.
Maklumlah,
para pedagang berjualan di rel-rel.
Menurut pengamatan saya,
harga sayuran di pasar ini cukup murah.

Yang murah adalah:
Bawang putih lima siung--> Rp 1000
Sawi satu ikat--> Rp 500
Ikan asin 1/4 kilo--> Rp 2000
Kemiri sejumput --> Rp 500
Pisang satu sisir --> Rp 10.000
Kangkung satu ikat --> Rp 2000
Wortel sekilo--> Rp 2000
Terong sekilo--> Rp 2000

Yang mahal adalah:
Katuk --> Rp 3000
Lada sejumput --> Rp 1000
Cabe merah sekilo --> Rp 2000
Tahu sepuluh potong --> Rp 2.500
Nanas satu buah --> Rp 8.000

Demikian harga-harga di Pasar Kemiri
Tolak ukur "murah" dan "mahal",
saya bandingkan dengan Pasar Kaget Matraman Jakarta,
Pasar Induk Jakarta,
dan Pasar Baru Depok

Anggap saja harga barang-barang tersebut sebagai referensi membeli sehingga bisa merencanakan uang sebelum belanja.
Silakan mencoba

Makna kunjungan Paus ke Amerika

Paus:
-Paus meminta dana untuk berbagai keperluan
-Paus merasa wajib menegur tindakan tentara Amerika yang membunuh masyarakat sipil di Palestina dan jazirah Arab.
-Paus merasa wajib menolong jiwa Bush sebelum ia meninggal karena menganggap Bush banyak dosanya.

Bush:
-Ia ingin didukung Paus dalam segala tindakannya, baik politik maupun Perang Irak
-Ia memberi uang kepada Paus agar jiwanya tertolong di dunia orang mati nantinya
-Ia meminta maaf sekaligus menyadari kesalahannya di depan pemimpin Gereja dengan umat terbesar itu.

Goyang Gergaji Dewi Persik

Dari Dewi Persik sendiri:
-Ia merasa halal karena inilah kemampuannya dan keunikannya
-Ia tidak merasa bersalah karena sebelum pentas di beberapa tempat, pemerintah setempat seharusnya sudah tahu resikonya.

Dari sponsor:
-Mereka merasa benar karena mereka telah melakukan negosiasi dan telah mempunyai pasar yang memang menyukai goyang gergaji
-Mereka berorientasi pada uang sehingga menganggap konser goyang gergaji itu dapat menarik uang banyak

Dari pemerintah:
-Mereka terpaksa menyetujui adanya konser karena pemerintahpun money-oriented
-Mereka menganggap remeh para kontra-goyang gergaji

Dari penggemar:
-Mereka sudah bayar jadi harus melihat goyang gergaji
-Mereka menghibur diri dengan pergi ke konser
-Mereka menganggap tidak ada keluhan dibalik goyang gergaji

Dari FPI dan para santri berbagai daerah:
-Mereka menganggap haram goyang gergaji karena cabul
-Mereka menganggap Dewi Persik wanita nakal
-Mereka tidak dapat uang dari konser goyang gergaji
-Mereka tidak boleh menonton konser goyang gergaji sehingga mereka menyerang siapapun yang bertanggung jawab
-Mereka tidak ada kerjaan.

Julia Perez

Saya kagum sekaligus membenci tokoh seks Indonesia ini.
Kekaguman saya adalah:
-Ia dapat mempertahankan label keunikannya di dunia hiburan.
-Ia berani menyatakan keseksiannya di depan umum
-Ia bisa empat bahasa
-Ia berani menyatakan kesalahannya di depan umum ketika ditegur
Kekecewaan saya adalah:
-Ia setuju seks bebas secara implisit (membagikan kondom)
-Ia menomorsatukan kecantikan fisik dalam pikirannya sehingga orang lainpun menilai dirinya hanya dari fisiknya saja
-Ia menjalankan kebebasan, tapi tidak bertanggung jawab (mengatakan bahwa judul lagu "Belah Duren" itu judul yang tidak mempunyai makna apapun)
-Ia tidak bisa bernyanyi, tapi tetap bernyanyi.

Di Kaki Gunung Salak

Saya sedang masuk angin ketika mengetik blog ini.
Kemarin sabtu,
saya menemani tante saya melawat kerabat yang meninggal di Perumahan Gunung Salak Endah,
tepatnya di kaki Gunung Salak,
Bogor.
Saya dan tante saya naik kereta ekonomi dari Stasiun Pondok Cina,
untuk bertemu dengan teman-teman tante saya yang lain di Stasiun Bogor.
Sesampainnya di stasiun Bogor,
kami berdua bertemu dengan teman-teman itu di parkiran Matahari,
dekat Taman Topi.
Kami serombongan langsung melesat dengan mobil kantor tante saya,
mengejar waktu
karena beberapa orang Bogor bilang daerah yang akan kami kunjungi itu jauh sekali.
Mereka benar.
Awalnya,
kami mengambil arah kanan dari Stasiun Bogor,
kemudian lurus terus,
melewati IPB,
Stasiun Lolodan,
kampus IPB yang lain,
dan ke arah Jasinga.
Di daerah ini,
kami bertanya dengan tukang ojek setempat yang mengatakan bahwa kami harus ke arah Cibatog-Curug-Cigamea untuk mencapai daerah yang kami maksud.
Kamipun berbelok ke arah kiri.
Lurus terus.
Kiri-kanan hanyalah hamparan sawah dan rumah-rumah penduduk yang dicat warna-warni.
Lurus terus hingga dua jam.
Setelah itu,
kami melewati gapura besar Curug-Cigamea.
Nah,
di daerah inilah,
kami ketakutan.
Kabut sangat banyak dan hutan-hutan disebelah kiri-kanan membuat kami melayang ke film-film horor.
Udara pegununganpun mulai terasa.
Kemudian kami melewati gapura Taman Wisata Departemen Perhutani.
Satpam disini mengharuskan kami bayar,
empatribu satu orang.
Kami menolak dan mengatakan kami datang bukan untuk berwisata,
melainkan melayat.
Akhirnya,
mobil dipersilakan masuk.
Kami lurus terus,
menanjak,
kira-kira duajam,
melewati berbagai rintangan,
kabut,
pohon-pohon besar,
dan belokan-belokan tajam.
Di ujung jalan,
dekat Masjid Nurullah Rawabogo,
salah satu teman tante saya berdiri dan melambaikan tangan.
Wah,
akhirnya sampai juga.
Kamipun masuk ke rumah kerabat yang meninggal,
bersalaman dan berbasa-basi khas Indonesia.
Oleh tuan rumah,
kami dipersilakan naik ke lantai dua.
Di lantai ini,
saya seakan lupa waktu dan melupakan semua perjalanan menyeramkan tadi.
Bagaimana tidak,
pemandangan gunung salak sangat dekat terlihat,
dan jika kita memandang kebawah,
pepohonan rindang menyapa.
Sebuah daerah sejuk yang cocok untuk berlibur.
Setelah sepuluh menit kami ngobrol,
menikmati pastel dan lontong yang disajikan,
kami pamit.
Kamipun bergegas untuk melewati daerah berbahaya tadi sekali lagi...
rahmat dari Tuhan Yesus dan niat baik kami berkunjunglah yang mampu menghidupkan urat-urat nadi sang supir agar tidak ngantuk dan menerangi matabatin kami agar waspada dengan kabut dan mengantarkan kami pulang ke rumah masing-masing.



Catatan:
Semoga arwah almarhum Bapak Bensidin Ismangun diterima oleh Bapa dan keluarganya diberi ketabahan.

Selasa, 15 April 2008

Claude Levi-Strauss

Posting ini sekadar untuk mengklarifikasi kembali nama Claude Levi-Strauss.
Nama sosok ini sama sekali tidak berhubungan dengan jeans Levi-Strauss.

Claude Levi-Strauss adalah seorang antropolog Prancis keturunan Yahudi.
Ia banyak berkarya setelah Perang Dunia II.
Ia juga banyak menulis pemikirannya dalam bentuk buku,
satu yang paling terkenal adalah La Tristesse.
Pertama kali,
buku ini ditulis dalam bahasa Prancis,
kemudian dalam Bahasa Inggris.
Buku ini menceritakan pola pikir suku-suku pedalaman yang tercermin dalam alat-alat yang mereka pakai atau ceritera-ceritera rakyat yang berkembang.
Gara-gara buku ini,
saya bisa narsis (lagi) karena saya yakin di Jakarta,
tidak ada anak seumur saya yang membaca buku itu.



My quote for today:
"Rangkuman sejarah antropologi dari seluruh dunia tidak lain adalah otak Claude Levi Strauss.
Seakan satu halaman dari buku yang ia tulis adalah satu sejarah lengkap sebuah suku."

Bis 213 yang rajin cari uang

Satu bis yang paling terkenal di Jakarta adalah 213.
Bis ini mempunyai ukuran fisik yang besar dan lebar,
dengan muatan sekitar 100 penumpang,
dan yang paling hebat adalah bis ini mempunyai akses cukup luas,
bayangkan dari Rawamangun sampai Kali Deres!
Suatu hari,
saya menaiki bus ini ke arah Cikini,
keadaan pada waktu itu penuh sesak,
pergelangan kiri saya bahkan sampai tertekan ke dinding bis.
Sungguh,
pada waktu itu saya kecewa dengan sikap supir dan kondektur bis yang tetap mengijinkan orang untuk masuk.
Ketahuan,
mereka mengejar target,
yaitu uang.
Jadi,
seakan setiap kepala adalah uang Rp 5.000.



My quote for today:
"Sikap materialistis itu mengecewakan orang lain."

Mengenang Ignatius Kusni Kasdut

Hanya sedikit orang yang mendengar namanya.
Beruntunglah saya orang yang suka membaca jadi saya lebih tahu sosok ini daripada Anda.
Dia dijuluki Robin Hood Indonesia karena pada masa hidupnya,
dia dan geng-nya mencuri barang-barang orang kaya di daerah Jakarta dan Jawa yang kemudian dibagikannya untuk orang-orang miskin.
Iapun menjadi buronan.
Pada suatu hari sialnya,
ia dan geng-nya berhasil ditangkap.
Berdasarkan keadilan hukum pada masa itu,
ia dijatuhi hukuman mati.
Pada hari-hari terakhir hidupnya,
Kusni Kasdut mendapat nama baptis Ignatius.

Jika Anda berkunjung ke museum Katedral (lantai 2),
Anda dapat mengakui bahwa Ignatius Kusni Kasdut adalah seorang seniman karena disana terpampang sebuah lukisan penjara.
Lukisan ini sangat unik karena tidak dibuat dari alat lukis seperti biasanya,
tetapi dari kulit-kulit pisang yang dilem dengan rapi.

Sampai sekarang,
saya belum menerima keadilan hukum pada waktu itu.



My quote for today:
"Keadilan hukum berbanding terbalik dengan kebenaran hukum."

Pemeriksaan tidak ketat di Jalan Plaza Senayan

Suatu hari,
taksi yang saya naiki bersama tante saya diperiksa di jalan masuk Plaza Senayan,
tepatnya di lorong panjang sebelum gerbang utama.
Saya sangat puas dengan pemeriksaan ini.
Penjaga dengan detector-nya memeriksa secara sempurna taksi, badan saya, dan tante saya.
Namun,
saya dikecewakan oleh penjaga yang berdiri di gerbang utama.
Ia hanya berdiri diam dan sesekali bercanda dengan teman di sampingnya.
Ia tidak melihat lalu lalang orang dengan berbagai karakter keluar-masuk.
Alat detector-nya hanya dipegang seakan tidak berguna.
Saya sangat kecewa.
Dalam pemikiran saya pada waktu itu,
ini mall orang-orang eksklusif,
tapi penjagaannya sangat murahan.
Saya sangat berharap pihak manajemen Plaza Senayan membenahi proses penjagaan dan memecat orang-orang yang tidak menjalankan tugas.
Siapa yang tahu jika ada teroris yang masuk membawa bom?



My quote for today :
"I hate the terrorist, but i more hate the people who make that terrorist really does his action."

Margonda yang macet

Jalan terburuk yang pernah saya temui adalah Margonda karena kemacetan yang sering terjadi.
Jika Anda keluar pada malam hari pada hari sabtu,
Anda akan berharap punya sayap sehingga bisa terbang di atas kemacetan dan cepat sampai di rumah.
Dalam hal ini, saya ingin menegur pemerintah Depok:Kota Idaman.
Hal kecil yang perlu dimulai adalah pemberian rambu "three in one" di gerbang masuk perbatasan Depok-Jakarta.
Kemudian menghimbau para warga agar mulai menggunakan sepeda motor seperti beberapa jalan di Jogjakarta.
Terakhir, dimulainya pemberlakuan jam malam, yaitu jam 11 malam,
di akses keluar empat mall besar untuk mikrolet-mikrolet.
Saya yakin pendapat saya ini benar.



My quote for today:
"Margonda is the most crowded street in Depok instead of the most useless action in that street."

Film Fitna

Posting ini bagi mereka yang menggelar demo untuk menentang film Fitna.
Harap tolong dikritisi pertanyaan saya:
1. Anda pernah menonton filmnya?
2. Film ini mengganggu prestasi Anda di bidang masing-masing?
3. Tuhan Anda marah?
4. Apakah demo tersebut menyebabkan kemarahan antar agama?
Tentu saja, Anda sudah tahu, jawaban keempat adalah ya.
Seharusnya kita menyadari bahwa pembuatan film tersebut hanyalah propaganda dari orang-orang Belanda yang ingin Umat Muslim menaruh curiga pada Umat Kristen.
Padahal, si penciptanya adalah atheis,
jadi mungkin saja ia menciptakan film baru yang melecehkan Tuhan Yesus.
Saya tidak akan menulis panjang lebar.
Kesimpulan saya adalah orang yang menentang film itu sangat tidak kritis,
apalagi mereka yang melakukan demonstrasi,
mereka sangat berpikiran dangkal,
seperti anak-anak kecil yang jika diledek langsung marah.
Apa bedanya mereka dengan kaum barbar?



My quote for today:
"Pembuat dan pendemo Film Fitna sama-sama menciptakan nilai-nilai barbar modern abad ini."

Barel is the best

Saya ngekos di daerah kelas satu di Depok,
orang menyebutnya daerah Barel (belakang rel),
namanya memang kumuh,
tapi kenyataannya tidak.
Di sepanjang jalan ini,
harga ngekos termurah adalah Rp.400.ooo.
Anda harus tahu Barel adalah pilihan pertama bagi mahasiswa UI.
Daerah ini dekat dengan FHUI, FPSI, FISIP, dan FIB.
Boleh diteliti,
jika fasilitas tidak ada di daerah lain,
di Barel pasti ada.
Jadi Barel adalah pusat ke"autisan" anak-anak UI.
Oleh karena itu,
saya tidak malu jika harus narsis karena memang demikian adanya.
Anda juga harus tahu,
daerah ini lengkap dengan laundry, warnet, wartel, aqua reffil, fotokopian, warteg, tukang gorengan, tukang cimol, batagor, somay, bakso, mie ayam keliling sampai restoran mahal.
Juga akses kemana saja karena dilewati berbagai mikrolet, kereta, bis kuning, dan tukang ojek.
Saya senang jika Anda mengakuinya.



My quote for today:
"Jika Anda mengerti arti kecepatan, ketepatan, dan fasilitas, is there any most strategic and cozy place than Barel?"

Hai orang-orang abstein

Berita di koran kompas kemarin sangat mengejutkan.
Anda harus tahu,
sekitar 65,13% warga Jawa Barat tidak memberikan hak mereka untuk memilih gubernur baru.
Menurut saya,
orang-orang ini menciptakan kesalahan beruntun,
yaitu suara mereka yang hilang untuk calon gubernur terbaik menyebabkan gubernur terbaik tersebut tidak terpilih yang
menyebabkan program-program pilihan untuk pembangunan Jawa Barat tidak akan pernah terlaksana yang kemudian
menyebabkan semakin termajinalnya para pendukung-pendukung moderat yang kecewa itu dan
berkurangnya subsidi partisan regional
serta menyebabkan calon-calon koruptor naik kursi lagi di Jawa Barat.
Seharusnya Jawa Barat dapat belajar dari kesalahan pemilihan umum gubernur Jakarta kemarin yang menyiratkan adanya kecurangan hitungan quick count dan penyesalan warga Jakarta yang abstein yang tidak suka dengan program-program gubernur saat ini.
Ternyata intelektualitas warga Jawa Barat masih rendah dibanding Jakarta.
Dalam hal ini, secara hukum orang-orang abstein dapat ditindak secara pidana karena menyalahgunakan hak kewarganegaraan dengan alasan pribadi sebagai pembenaran.
Harap dibedakan pemilihan umum dengan pemilihan pribadi.



Quote from me today:
"Satu orang saja yang abstein dalam pemilihan umum menyebabkan berubahnya nasib jutaan orang termasuk dirinya."