Sabtu, 17 Mei 2008

DORAEMON

Doremon adalah Madonna-nya figur kartun Jepang.
Ia diciptakan oleh saudara kembar,
Fujiko dan Fujio.
Awalnya,
salah satu dari mereka yang menggambar dan yang lain mengisi balon-balon percakapan pada komik.
Namun,
salah satu dari mereka meninggal dan yang lain akhirnya harus bekerja dua kali lebih keras dari biasanya.
Ia pun menangis dan merasa putus asa.
Doraemon lenyap seketika.
Pada suatu malam,
ia memegang tinta dan kertas,
masih menangis,
menangis,
dan menangis,
tapi tetap menggambar "kantong ajaib" itu...
Akhirnya,
dengan segala keterbatasan yang dimilikinya,
ia berhasil "menghidupkan" kembali Doraemon.
Inilah orang besar itu:
Fujiko F.Fujio!



Doraemonpun menjadi figur nomor satu di negara komik nomor satu di dunia.
Dirinya telah dikenal oleh lebih dari 100 penterjemah dan komiknya telah dipegang oleh ribuan tangan di dunia dan filmnya telah ditonton jutaan pasang mata anak kecil dari berbagai budaya.
Perusahaan penerus Fujiko F.Fujiopun mampu diberi pujian karena berhasil mereproduksi Doraemon menjadi berbagai macam aspek budaya,
film,
buku,
edisi petualangan,
fitur game,
dan berbagai hiasan rumah tangga.
Jadi,
baik Fujiko F.Fujio maupun Doraemon sudah mendapat tempat di deretan kebudayaan Jepang modern.
Bravo!



My quote for today:
"Jika saja Unyil diperhatikan,
figurnya akan lebih terkenal dari Doraemon.
Sayangnya,
anak-anak Indonesia lebih menyukai kantong ajaib."

2 komentar:

MJ mengatakan...

jen, seinget gw fujiko sama fujio tuh ne sont pas jumeaux deh...

doraemon tercipta pas si kreator nginjek robot-robotan anaknya, dan pas itu dia denger suara kucing berantem...
dari situ idenya muncul...

tapi kalo yang kantong ajaib gw juga ngga tau lagi sih...

Unknown mengatakan...

gue kaga tau ni cerita bener apa kagak.

GUE AJA BARU DENGER =D


Mantap..tap..tap..tap..

jadi kapan anda menerima tawaran kami menjadi seorang penulis handal??

dimohon konfirmasi secepatnya

---

ps. gue yakin banyak juga anak indonesia suka sama si unyil..

gak bisa disamain gt juga dong.. unyil kan bukan kartun.